Menikmati Sepi di Pantai Bali yang Antimainstream

Sunday, June 17, 2018



Kalau kata dosen saya, mengenali Bali itu bisa dari indera penciuman karena Bali punya wangi yang khas serta bau anyir pantai yang meneduhkan.
Bukan Bali namanya jika setiap jengkal tanahnya tidak menarik dan memberikan kenangan. Bali yang semakin hari menjadi tanah surga wisatawan, membuat beberapa tempat di Bali menjadi ramai, sesak, dan sibuk. Sebut saja Kuta, salah satu ikon pantai di Bali yang menyimpan cerita dari segala penjuru dunia. Belum ke bali namanya kalau belum menginjakkan kaki di pasir Pantai Kuta. Namun, lelah nggak, sih, kalau tiap ke Bali cuman berkunjung ke Kuta?

Ternyata, masih banyak, lho, pantai-pantai anti mainstream di Bali yang belum banyak orang tahu. Tentu saja, pantai-pantai ini nggak kalah indah dengan Kuta atau Seminyak.


1. Pantai Suluban atau Blue Point Beach


One of the epic antimainstream beach in Bali is Suluban Beach or known well as Blue Point Beach. Seperti namanya, suluban yang berarti tersembunyi. Hijau tosca air laut Pantai Suluban tersembunyi diapit dua tebing di sisinya. Pantai tersembunyi ini terletak di daerah Pecatu, Uluwatu. Tidak terlalu jauh dari Pura Luhur Uluwatu.
Akses jalan ke pantai ini cukup mudah, setahu saya bisa melewati dua akses, yaitu melalui jalan raya uluwatu dengan risiko macet terutama di sore hari atau bisa juga lewat Jalan Labuansait yang naik turun serta berkelok.
Tapi tenang, jalan menuju pantai ini sudah di aspal dengan baik, kok. Kali ini, saya melewati jalan Labuansait karena sore itu Jalan Raya Uluwatu sangat padat.

How to get here, tentunya dengan mengendarai mobil atau sepeda motor yang bisa disewa di tempat-tempat rental kendaraan karena tempat ini nggak dilalui kendaraan umum seperti sarbagita. Dan, sangat jarang sekali (bahkan sepertinya nggak ada) bus pariwisata yang berkunjung ke pantai ini. 
Mengingat pantai ini bukan merupakan destinasi mass tourism. Jadi, belum banyak orang yang tahu, kebanyakan pengunjung adalah wisatawan asing yang hobi surfing, karena pantai yang berhubungan langsung dengan laut lepas ini punya ombak besar yang sangat cocok buat surfer.

Jarak pantai ini dari Bandara Ngurah Rai, yaitu sekitar 25 km.


Butuh perjuangan untuk tiba di pantai ini, kita harus melewati seperti jalan setapak beserta anak tangga yang saya tidak hitung berapa jumlahnya. Lumayan melelahkan dan bikin ngos-ngosan.

Di kanan dan kiri gang-gang tersebut ada berbagai macam kafe-kafe ala pantai yang pastinya menawarkan pemandangan langsung ke pantai dari atas tebing. Namun, dibalik perjalanan yang cukup melelahkan, nggak bakal terasa karena dibayar dengan pemandangan pantai yang indah banget! Bener-bener seperti surga yang tersembunyi.

2. My Favorite Melasti Beach


Masih edisi pantai di daerah Uluwatu. Ada lagi satu pantai yang nggak kalah indah dengan Pantai Suluban. Pantai yang masih terbilang baru ini memiliki warna laut biru kehijauan yang pekat dan tersembunyi di balik tebing-tebing tinggi yang kita nggak bakal nyangka kalo ada pantai indah di baliknya. Memang benar, ya, pepatah mengatakan don't judge by it's cover.

Dari hasil pengamatanku, setiap pantai di Bali mempunyai ciri khas masing-masing. Pantai di daerah Badung biasanya punya pasir lembut kehitaman dengan ombak yang lumayan besar. Sementara di daerah Sanur biasanya punya pasir putih dengan ciri pasirnya yang agak kasar dan ombak di Sanur biasanya nggak begitu besar (kecuali di daerah Padang Galak lagi ke Timur). Hal itu berbeda lagi dengan pantai di Uluwatu yang punya pasir putih super lembut dengan warna lautnya yang biru pekat dan ombak yang besar banget karena langsung berhubungan dengan Samudera Hindia. Sejauh ini, pantai favorite saya yang nggak cukup dikunjungin cuman sekali dua kali adalah Melasti Beach!

Awal masuk ke Melasti Beach mirip-mirip kayak Pandawa. Tebing-tebing tinggi. Jalanan menurun. Dan, VOILA! Cantiknya laut menyambut dengan syahdu. Apalagi, pantai Melasti ini baru dibuka untuk umum dan masih dalam tahap pembangunan jadi pengunjungnya nggak sepadat pantai terkenal di Bali lainnya. Ngerasa kayak pantai punya milik sendiri.

Saat saya tiba di pantai ini beberapa bulan yang lalu, pantai Melasti lagi dalam kondisi pasangnya. Sinar matahari yang cerah memantulkan warna air laut yang biru hijau menyegarkan. Hal yang menjadi alasan saya sangat suka dengan Pantai Melasti karena pantai ini luas, punya spot foto yang banyak, dan kecantikannya bisa diabadikan dari segala sisi. Rasanya kurang puas kalo hanya sekali ngunjungin pantai ini karena ada banyak tempat yang harus di explore.

Akses jalan ke sini bagus dan sangat mudah ditemukan melalui google maps. Oh iya, karena pantai ini tergolong pantai yang baru, untuk datang ke sini butuh persiapan lebih seperti minum dan makan (belum ada beach club dan hanya ada satu penjual minuman), sun block (kalo siang terik banget dan pepohonannya masih sedikit), dan batere kamera yang full serta teman-temannya yang lain karena cantiknya pantai ini bikin pengen foto-foto terussss!

Masuk ke pantai ini hanya dipungut biaya Rp. 5000 kalau tidak salah. Saya lupa itu hitungan untuk per-motor atau per-dua orang. Setelah itu free, bebas menikmati pantai sepuasnya.

indah banget
Will come back here, soon.

3. Pantai Balangan



Kalau merasa terlalu jauh ke daerah Uluwatu, sangat disarankan untuk mencoba pantai-pantai yang nggak kalah cantik di daerah Jimbaran. Salah satunya yang sudah saya kunjungi adalah Pantai Balangan.

Masuk ke Pantai Balangan bisa melalui dua jalan, yaitu melalui New Kuta Golf (yang pasti kalau lewat sini jalannya lebih enak karena dijamin bagus dan nyaman), atau melalui Jalan Pantai Balangan yang berkelok-kelok.

Banyak kejadian lucu ketika saya berkunjung ke pantai ini, saya dan seorang teman masuk melalui New Kuta Golf, lalu kami mengikuti petunjuk jalan 'Nirmala, Balangan in case you don't know Nirmala adalah minimarket terkenal yang punya banyak cabang di Bali, yang mana pada awalnya kami mengira bahwa plang tersebut menunjukkan jalan menuju Pantai Balangan yang disponsori oleh Nirmala.
Hingga akhirnya kami bertemu sebuah pertigaan dan ada plang itu lagi, kami mengikutinya. Setelah muter-muter dan maps menunjukkan arah jalan yang salah, kami baru sadar bahwa 'Nirmala, Balangan' memiliki makna untuk menunjukkan Nirmala yang terletak di daerah Balangan, bukan menunjukkan Pantai Balangan hahaha, pengen ketawa aja kalo nginget itu, suatu kepolosan yang sia-sia.

Setidaknya, keindahan Pantai Balangan menjadi pengobat kami yang terlanjur kesal dengan plang tersebut. Seperti biasa, Pantai Balangan juga merupakan surganya peselancar. Banyak surfer yang surfing di sini. Untuk mencapai bibir pantai perlu turun tebing yang nggak terlalu tinggi, dan tidak begitu lelah. Namun ada hal yang harus digarisbawahi di pantai ini, yaitu akses jalan yang tidak begitu bagus sekitar 100m dari tebing jadi harus hati-hati, oh dan saya masih lihat ada banyak sampah seperti limbah kulit kelapa di sini yang sangat mengganggu pemandangan.


Masuk ke pantai ini gratis, tidak ada tiket masuk dan tidak ada parkir.

Di bibir pantai ini banyak beach club yang menyediakan makan minum serta toilet. Jadi tidak perlu khawatir selama mengunjungi pantai ini, ya.

4. Nyang-nyang Secret Beach


Sebelum lanjut nulis yang ini, ingin menghela nafas yang panjang dulu. Menuliskan tentangnya saja perlu persiapan dan konsentrasi yang penuh karena pantai ini bener-bener berbeda jauh dengan pantai-pantai yang sudah disebutkan di atas.

HHHhhhh (hela nafas lagi ceritanya).

Pantai-pantai di Bali Selatan seperti di daerah Uluwatu atau Jimbaran, umumnya memiliki ciri khas bibir pantainya yang tersembunyi di balik tebing-tebing yang tinggi. Tidak terkecuali pula dengan Pantai Nyang-nyang.

Pagi itu, saya dan seorang teman sengaja datang ke sini dengan ekspektasi yang terlalu tinggi. Sungguh, saya tidak mengira bahwa pantai ini terletak di balik tebing yang sangat tinggi, ekstrim dan curam. Dengan semangat pagi yang berkobar, keinginan melepas rindu pada pantai yang menggebu, saya berangkat dari Denpasar ke Uluwatu. Membelah pagi dengan mood yang sangat amat baik.

Menuju pantai ini harus melalui Jalan Raya Uluwatu, sekitar beberapa kilometer sebelum Pura Luhur Uluwatu lah letak pantai ini. Dengan bermodalkan maps, kami masuk ke daerah Nunggalan. Ada beberapa villa dan hotel di sekitar yang nampak sepi dan tidak berpenghuni. Tempat parkir ala kadarnya, dan hanya beberapa plang 'beach →' yang menjadi acuan. Saat kami tiba, ada dua orang yang baru saja ke luar dari daerah pantai, tentunya ini meyakinkan kami bahwa itu adalah arah yang benar.

Masih dengan percaya diri yang tinggi, saya masuk ke dalam gang sempit dan bertanah merah yang licin karena semalam hujan. Suara deburan ombak memanggil-manggil, dan voila! pantai mulai terlihat. I'm so excited!
Namun, untuk tiba di bibir pantai harus menuruni tebing lagi seperti pantai-pantai sebelumnya.

"Tinggi banget. Turun nih?"
"Lanjut, lah. Tanggung udah sampe sini kalau ngga turun."

Kira-kira begitulah percakapan saya dan teman saya sebelum memutuskan untuk menuruni tangga. Turun...turun... istirihat beberapa kali di warung yang antara belum buka atau tidak buka lagi karena sepi pengunjung... lanjut jalan lagi.. kok ngga sampe-sampe, yaaa... mungkin sedikit lagi.. mulai licin.. tangga dari bebatuan tidak beraturan... sakit... sempit... hutan... jurang...menyerah.

Iya, seperempat jalan akhirnya kami menyerah menuruni tangga Nyang-nyang. Tidak peduli dengan deruan ombak yang masih jauh saja sudah terdengar. Jujur, perasaan saya saat itu antara takut karena di tengah hutan. Like, itu bener-bener di hutan. Bekas banten yang menguning dan layu tampak sudah lama, seakan sangat jarang orang-orang datang ke sini. Nggak ada siapa-siapa selain kami berdua. Takut salah jalan, takut tersesat. Emang saya mah banyak takutnya, ya. Dan, kami ngga bawa amunisi sama sekali. Sarapan belum, minum setetes pun ngga ada, dan tidak yakin kalau di bawah ada warung. Tidak yakin juga kalau pun kami sampai di bawah apakah masih memiliki tenaga untuk kembali ke atas, karena baru seperempat jalan aja saat tiba di atas saya pusing bukan main dan badan gemetar. Gimana kalau tadi maksa ke bawah, coba?

Untuk yang penasaran dengan Pantai Nyang-nyang, harus banget wajib bawa perlengkapan ekstra dan persiapan ekstra, pokoknya semua serba ekstra. Sebetulnya sampai sekarang pun saya masih penasaran banget. Pengen nginjakin kaki di pasir pantai ini, tapi masih belum siap kalau harus menuruni tebing yang curam itu, atau bahkan bisa disebut seperti hiking kali, ya. Kalau saya lihat di review google, sepertinya asyik jika camp di pantai ini. Maybe next time, bersama teman-teman yang lebih banyak agar lelah dan takutnya tidak terasa.

Nah, sebenarnya masuk ke Pantai Nyang-nyang jika dilihat melalui google maps, ada dua jalan, yang pertama lewat jalan yang saya lalui, atau lewat jalan masuk yang lebih dekat lagi dengan Pura Luhur Uluwatu. Saya tidak tahu apakah pintu masuk ke pantai ini telah berpindah ke yang lebih dekat dengan pura? Mungkin saja, kan.

Oh iya, dari atas Pantai Nyang-nyang juga terlihat Bubble Hotel yang sangat cantik dan unik itu, lho. Keliatan kan di foto seperti ada sesuatu bulat berwarna putih. Bisa jadi destinasi unik tuh buat honeymoon.

cheers.
xx

You Might Also Like

0 Comments