Sebuah Langkah Menuju Dewasa

Monday, October 31, 2016




Hari ini saya belajar bahwa dalam sebuah masalah selalu ada pelajaran yang dapat diambil. Tuhan pasti punya rencana yang baik. Saya yakin, saya percaya.

Setelah segala hal pahit yang saya dapatkan, akan ada sesuatu yang manis yang saya rasakan.
Dibalik kegagalan saya untuk bisa kuliah tahun ini, dibalik semua masalah yang terjadi, dari semua itu saya banyak belajar.

Belajar ikhlas, belajar merelakan, belajar menjadi pribadi yang lebih kuat, belajar dan akan terus belajar.

Kalau saya kuliah tahun ini, bisa jadi saya akan menjadi orang yang statis, tidak berkembang sama sekali, masih sama seperti satu tahun sebelumnya.
Di Bali, saya sadar bahwa saya hanyalah anak manja yang berlagak sok dewasa. Saya belum punya mental sama sekali untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Di sini saya disadarkan betapa hidup tidak selalu berjalan baik-baik saja. Bahwa titik tertinggi dan titik terendah itu nyata. Di sini, saya paham bahwa segala hal mempunyai risiko.
Kalau harus dijabarkan satu-satu, sungguh amat banyak yang saya dapatkan.

Terkadang saya merasa 18 tahun hanyalah sebuah angka tak bermakna. Saya tumbuh, tetapi jiwa ini tidak berkembang. Dan, saya nggak mau terus-terusan seperti ini. Nggak mau lagi jadi anak yang cemen dan cengeng.

Saya merasa.. saya seperti kehilangan waktu. Semua yang terjadi di 3 tahun belakang berlalu terlalu cepat tanpa saya mendapatkan makna. Setidaknya satu tahun semoga cukup untuk meningkatkan kedewasaan saya walau sedikit, saya ingin mengisi kekosongan itu perlahan. Sekarang saya mengerti alasan Tuhan belum mengizinkan saya kuliah tahun ini, karena ternyata saya masih butuh waktu.

Yang terpenting dari semuanya, saya merasa bahagia. Di sini. Di tempat yang sama sekali bukan zona nyaman saya. Di Bali. I have learned a LOT.

Don't grow up, it's a trap. But, you need to. 



Sanur, 31 Oktober 2016

You Might Also Like

0 Comments