Surat-surat yang kehilangan tujuan #2

Saturday, October 13, 2018


Bali, 13 Oktober 2018

Ini bukan waktu yang cukup untuk benar-benar melepaskanmujika kamu ingin tahu. Hey, aku tidak bisa bersikap seolah semuanya baik-baik saja seperti tidak terjadi apapun diantara kita. Aku tidak pandai berpura-pura, termasuk berpura-pura tidak mencintaimu. Luka ini masih basah, belum kering karena kepergianmu, sudah kau goreskan lagi luka baru dengan kehadirannya.

Aku tidak bisa berbohong bahwa aku masih memikirkanmu disela-sela kesibukan. Ketika aku mengganti sprei, ketika aku berjalan, bahkan ketika aku mendengarkan dosen menjelaskan. Kamu ada di mana-mana, dan aku tidak tahu bagaimana cara menghapusmu. Setidaknya jangan lagi muncul di mimpiku, berikan aku sedikit saja ruang tanpamu.

Sementara kamu sudah berbahagia dengan yang lain, aku masih mengumpulkan sisa-sisa kenangan kita. Takut lenyap dan hilang ditelan semesta.
Pada detik aku menuliskan ini, Kasih, aku merindukanmu dengan sangat, tidak menuntut untuk sebuah balasan, hanya ingin menyampaikanaah, aku baru ingat kalau tulisan ini tidak akan pernah sampai.

Aku tahu tidak seharusnya aku seperti ini ketika kamu sudah menjadi milik orang lain, namun, rasa tidak pernah salah, yang salah itu menaruh asa di tempat yang tidak tepat. Dan aku terlanjur menaruh asa padamu.

Bersama tulisan ini ingin aku sampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya, maafkan aku yang tidak berani memperjuangkanmu, membiarkanmu berjuang sendirian hingga lelah dan menyerah. 

Tapi, tidakkah kamu berpikir memberikan kesempatan kedua untukku? maksudku, untuk kitaitupun jika kamu masih menginginkan kita.

You Might Also Like

0 Comments